Skip to main content

Di Balik Catatan Akhir Kuliah




capture by annisatrimukti

Tahun 2015, saat itu kami semester 3 kalau tidak salah. Saya dan teman-teman sedang iseng ngobrol soal keinginan kami saat lulus kelak. Mulai dari jalan-jalan bareng, makan bareng, bikin semacam buku tahunan gitulah sampai bikin video Catatan Akhir Sekolah. Wajar saja, apalagi saat itu kami sedang akrab-akrabnya dan menikmati suka duka menjadi anak kuliahan. 


Tahun demi tahun pun berganti. Semua rencana yang dulu kita bahas bersama pun sekedar menjadi wacana walaupun setidaknya ada satu yang terealisasi, yaitu makan bareng. Tibalah tanggal 28 Agustus 2018. Kami berencana melakukan foto bersama di tengah kesibukan kami menyelesaikan revisi laporan skripsi. Walaupun rencana kami pagi itu gagal total karena suatu hal namun sedikit reward harus saya dan Eka berikan kepada teman-teman kami di hari yang sama. Setidaknya itu bias mengurangi rasa kecewa mereka karena kami batal foto bareng.


Siang harinya, Elyani dan Eka berbincang ringan seputar salah satu adegan film favorit mereka. Saya yang sedang asik utak atik kamera mirrorless hasil pinjaman pun tak sengaja mengabadikan momen tersebut. Eka yang saat itu mengajak kami untuk membuat “catatan akhir kuliah” pun kami respon dengan jawaban “Ayo!” tanpa kelanjutan yang jelas setelahnya.


Sebulan kemudian, September akhir tepatnya tanggal 26. Sitek membuka pembicaraan melalui obrolan di Whatsapp malam itu. Mengajak saya, Eka dan Uci untuk memberikan kejutan sekaligus kenang-kenagan untuk teman-teman kami saat Lepas Sambut nanti (6 Oktober 2018). Esok harinya saya membuat grup kecil di Whatsapp dengan nama “Secret Project” dan foto profil warna jingga polos. 


Uci                   = mau buat apa Vi?

Via (Saya)        = katanya kamu sama Sitek mau konser pas lepas sambut?

Eka                   = wow

Sitek                = aku belum bilang mereka Vi

Saya                 = nah makanya dibilang di sini


Obrolan panjang pun dimulai. Mulai dari rencana nyanyi lagu “Sheila on 7 – Kisah Klasik”, nyusun foto dari semester awal sampai rencana membuat video Catatan Akhir Sekolah. Jujur, saya pribadi awalnya kurang yakin untuk membuat video dokumenter semacam catatan akhir. Awalnya saya ragu karena seluruh foto yang saya simpan dulu sudah hilang di-telan ransomware1 bulan Mei 2018 lalu. Tapi karena atas dukungan dan kerjakeras mereka bertiga yang niat banget bantu hubungin teman-teman yang masih menyimpan foto-foto tersebut membuat saya semangat untuk membuatnya. Saat itu niat saya cuma satu. Saya tidak mau menyiakan segala momen yang sudah kami jalani selama empat tahun ke belakang.


3 Oktober baru saya mulai edit video tersebut. Terlalu banyak kekhawatiran saat memulai edit video ini. Tapi goalsnya itu justru keesokan harinya. Entah ada angina/hawa apa yang membuat saya langsung sangat mendalami project ini. Satu demi satu foto saya susun rapi. Diletakkan dalam folder per semesternya. Mulai semester 1 sampai semester 8. Dari yang wajahnya polos sampai pura-pura polos. Dari yang single sampai jadi couple. Dari yang (maaf) botak sampai jadi ganteng. Dari yang pucat tak kenal makeup sampai menawan bak artis tenar kampus.


Foto dan video sudah jadi. Namun satu kendala kembali muncul. Lagu. Ah saya paling susah kalau diminta cari lagu yang tepat. Sore hari di depan perpus saya dan Eka pun usaha keras cari judul lagu yang “ngena” buat video catatan akhir kuliah itu. Setelah dapat 7 lagu pilihan, maka keputusan selanjutnya ada ditangan si tukang edit. Ya, saya.


Sembari ditemani oleh suara notifikasi grup chat di whatsapp, saya mulai serius menggabungkan audio dengan gambar. Pukul 23.03 WITA, sempat terencana untuk membuat narasi di sela-sela video tersebut namun gagal. Alhasil dipilihlah 3 lagu berikut.


1.      Sherina – Ku Bahagia

2.      Peterpan – Semua Tentang Kita

3.      Aldi maldini – Terimakasih Sahabat


Lagu pun mulai di input. Pengulangan preview video tersebut perlahan mulai membuat saya menitiskan air mata. Entah mengapa setiap foto yang muncul selalu mengajak saya untuk kembali di waktu tersebut diiringi dengan lagu pertama yang dinyanyikan Sherina.


Kenapa memilih ku bahagia? Karena sangat sesuai dengan spirit menggebu gebu kami saat pertama menjalani kehidupan dibangku perkuliahan. Sedangkan lagu peterpan sangat menceritakan suka duka kami saat berada di level tengah jenjang perkuliahan. Lagu terakhir yakni milik Aldi Maldini (eks CJR) berjudul Terimakasih sahabat. Lagu ini sangat sesuai karena arti dari lagu tersebut sangatlah ‘ngena banget’ di saya secara pribadi saat itu.


Kami ber-empat bukanlah orang yang pandai berkata manis nan romantis apalagi menggunakan Bahasa sastra. Dan kebetulan sekali kata-kata di lagu tersebut sangat menggambarkan kami yang memang akan berpisah dari bangku perkuliahan untuk menghadapi kehidupan yang baru di tempat kami masing-masing.


Tepat pukul 01.53 dini hari, tanggal 5 Oktober 2018, saya memberitahu ketiga teman saya bahwa videonya telah rampung. Benar benar kebut semalam. Goalsnya tepat di tanggal 6 Oktober 2018 di acara Lepas Samput. Sempat kecewa dengan panitia karena video itu tidak diputar, namun karna saya dan Eka yang memang ngototan supaya video itu bisa diputar. Akhirnya kami maju datengin panitia dan minta tolong diputrakan diakhir acara.
 
Yang paling gak disangka itu pas akhir video itu diputar. Ndak nyangka kalau semuanya pada auto mellow gitu. Sitek maju kearah saya, Eka dan Uci saat itu. Memberikan pelukan hangat layaknya tanda terimakasih sekaligus meluapkan kesedihannya di akhir acara tersebut. Sedangkan teman-temanku yang lain mulai saling berpelukan dan berjabat erat tanda ucapan terimakasih dan permohonan maaf mereka atas apa yang sudah pernah dilewati bersama.


“Terimakasih sahabat,

Karena kau sahabat terbaik

Kuingin kita kan bertemu di suatu hari nanti

Simpan Aku dalam hati

Jangan pernah lupakan aku

Ku ingin kau sehat selalu

Sampai kita kan bertemu lagi”   

Aldi – Terimakasih Sahabat

Comments

  1. Aaahhhh viaaaa jd melow lagi kan baca ini :') love u via, love u guys❤

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Kuliah sebagai Wadah Penggali Ilmu Pengetahuan

Membayangkan bagaimana merasakan panasnya bangku perkuliahan kini telah saya rasakan. Ada rasa bangga, haru, bersyukur, beban, semua rasa jadi satu saat pertama kali menduduki bangku perkuliahan. Penyesuaian pun pastilah hal yang wajib hukumnya jika kita memasuki tempat dan lingkungan yang baru. Jika ada yang bertanya apakah ada perbedaan antara saat mengenakan putih abu-abu dengan mengenakan pakaian bebas pantas? Tentu saja ada.  Harus lebih komunikatif, di bangku perkuliahan tidak ada bel berbunyi saat jam akan dimulai ataupun saat usai layaknya zaman SMA dulu dan lain sebagainya. Tetapi banyak pula kesamaannya. Diantaranya belajar dengan dibimbing oleh seorang pengajar dan pendidik yang disebut Dosen, Belajarnya mulai pagi sampai sore, tugas menumpuk, kegiatan organisasi dalam/luar kampus juga menunggu, dan masih banyak lagi yang sulit untuk dijabarkan satu per satu.  Yang namanya kuliah tetaplah sama seperti jenjang pendidikan sebelumnya yakni menuntut ilmu. Karena ilmu

Si Anak Cahaya, Karya Terbaru Tere Liye Rilis

Sebelum kita masuk ke bagian dua dari kegiatan bedah buku Tere Liye awal Desember lalu, sesuai janji saya akan sedikit memberikan spoiler tentang novel terbaru Tere Liye yang baru saja diluncurkan. - Desember 2018, novel terbaru Tere Liye rilis dengan judul Si Anak Cahaya. Si Anak Cahaya merupakan buku ke lima dari serial anak-anak Mamak. Jadi dengan keluarnya buku kelima sekaligus re-cover seluruh serial anak-anak Mamak dari buku satu sampai empat dan judul yang berubah pula. Si Anak Spesial, Burlian; Si Anak Pintar, Pukat; Si Anak Pemberani, Eliana; Si Anak Kuat, Amelia; Si Anak Cahaya, adalah cerita tentang Ibunya. Berbarengan dengan dirilisnya serial ini maka ke depan serial ini masih akan berlanjut. - Kembali ke dua novel yang akan dibahas yakni Tentang Kamu dan Rindu. Kedua buku ini bisa dikatakan mirip. Rindu bergenre sejarah. Sebelum dikirim penerbit, awalnya Rindu memiliki judul asli yaitu 12.000 kilometer. Diberi judul Rindu karena nanti kalau judulnya 12.000 kilo

7 Cara Pilih Tempat Magang yang 'klik' versi Mahasiswa Teknik Kimia

Lokasi: AKAMIGAS- Puslitbang Cepu Setelah kurang lebih satu semester vakum di dunia tulis menulis karena bingung cari topik yang sesuai buat kalian semua. Bisa dibilang tema kali ini bakalan lebih menjurus buat kalian yang ada di teknik kimia. Jujur saja kalo saya dulu juga sempat merasakan hal yang sama seperti kalian apalagi pada saat ditanya "ntar mau magang di mana buat semester depan? Sudah ada pegangan belum?" Atau mungkin "magang nya anak tekkim itu bagusnya dimana sih? Susah gak?" Nah, kali ini saya akan share tentang persiapan nyari tempat magang dan bagaimana pertimbangan buat masuk ke industri yang kalian inginkan. Ready? Let's begin!         1. Prioritas/Goal dalam melaksanakan Magang Ini hal mendasar sebelum kamu menghadapi magang. Untuk mahasiswa seperti saya yang menempuh pendidikan Strata 1 Terapan di institusi berbasis vokasi (Politeknik), sudah menjadi rahasia umum jika 70% nilai di semester 6 sepenuhnya