Sebuah kisah sederhana di keseharianku pagi ini.
Jadi, kebetulan tadi pas lagi antre, di sebelahku ada mbak-mbak dari agent 3rd party untuk survei kepuasan pelanggan. Ya, beliau surveyor. Beliau kayak mau nanyain aku buat jadi salah satu respondennya cuma sepertinya sungkan karena ngeliat aku masih sibuk baca dan nulis-nulis di buku.
Mbak nya gak ngeh, padahal selama aku nulis aku sambil merhatikan beliau yang lagi mewawancarai orang di depanku. Melihat beliau, Tiba-tiba teringat dulu pernah ada di posisi itu. Keliling kota panas terik, nyari responden susahnya minta ampun. Syukur-syukur kalo ada yang mau di wawancara, banyaknya sih orang pada tutup pintu karena dikira mau minta sumbangan ðŸ˜
Ku tutup buku ku, dan ku sapa si mbak surveyor tadi. Eh, pas juga beliau ngeliat aku. Tatap tatapan deh #ea. Lanjut.
Sesuai dugaan. Ya, beliau lagi nyari responden dan menanyakan apakah aku boleh diganggu karena beliau liat aku kayaknya sibuk banget. Dan aku bilang aku sudah selesai dengan urusanku jadi dengan sangat terbuka menerima tawaran untuk jadi salah satu respondennya.
Setelah ngobrol panjang lebar dan jawabin semua kuisioner (as per form yang beliau bawa), aku iseng nanya, "Mbak, kalau survei gini bukannya sekarang by online ya?".
"Iya sih mbak, tapi biasanya kami ambil banyak parameter, tidak hanya online tapi juga on the spot. Kebetulan untuk semester ini saya kebagian untuk survei on the spot." Jawabnya.
"Oh gitu, target berapa responden mbak minimal untuk survei on the spot ini?"
"Untuk wilayah Balikpapan, kami diberi target minimal 778 responden mbak. Ini aja belum ada se-per-sepuluhnya saya dapat."
Syok mendengarnya. Nyari responden sebanyak itu gak gampang loh. Apalagi PPKM gini. Nemu di mana coba 😢
"Banyaknya mbak :( mudahan cepet dapat responden on target ya mbak. Semangaat!"
"Makasih banyak ya mbak. Semoga survei semester depan ketemu mbak lagi. Hehehe" girang mbak nya.
"Hahaha, siap mbak. Dengan senang hati." Tutup ku.
Semangat untuk mbak nya. Aku lupa namanya siapa tapi semoga berkah kerjanya, terbayar lelahnya, panas panasan dan hujan hujanannya. Aamiin.
Dari sini aku belajar bahwa kita harus menghargai profesi dan aktivitas orang lain. Sesederhana apapun itu. Aku kadang sedih kalo liat orang yang nolak buat jadi responden. Padahal ditanya-tanyainnya cuma sebentar, pertanyaannya simple, dan gak ngerugikan kita sama sekali kok.
Aku juga paham, kadang memang ada hal mendesak dan sibuk yang tidak memungkinkan kita untuk menjadi responden. Tapi, kalau memang Anda sedikit senggang, yuk luangkan waktu sedikit aja buat temen-temen surveyor ini. Ini juga untuk kita sebagai pelanggan kok. Kalaupun ada perubahan yang lebih baik setelah survei ini terlaksana, toh kita juga yang akan menikmati dan puas dengan pelayanan jasanya.
Semoga bermanfaat.
Sekian.
a lifestory by feviasari
Comments
Post a Comment